AMaT dan BRIN Lakukan Penelitian Mangrove di Taman Nasional Karimunjawa
Karimunjawa – KeAMaT. Salah satu Alumni KeSEMaT (AMaT), yaitu Ilham Kuncahyo (Ke18SEM06aT) kembali mendapatkan kesempatan mangroving bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Taman Nasional Karimunjawa (TNK), Jawa Tengah. Ilham menjadi surveyor mangrove, untuk melakukan pengambilan data penelitian Mangrove Health Indeks (MHI) bersama BRIN selama 10 hari, mulai tanggal 14 – 24 Oktober 2021.
“Ini merupakan pengalaman yang ketiga bagi saya, untuk ikut kegiatan mangroving bersama BRIN, guna melakukan pendataan ekosistem mangrove,” ujar Ilham. “Mangroving kali ini dilakukan di 10 stasiun penelitian yang merepresentasikan kondisi ekosistem mangrove di TNK,” tambahnya.
Kondisi kawasan mangrove di TNK.
Ilham menyebutkan bahwa salah satu keuntungan menjadi AMaT adalah karena KeSEMaT memiliki jaringan mangrove yang luas, sehingga dapat membuka kesempatan seluas-luasnya bagi dirinya dalam mengembangkan profesinya, terutama di bidang penelitian mangrove.
“Menjadi AMaT sangat menguntungkan bagi saya, terutama dalam mendapatkan pekerjaan surveyor ini, karena jaringan mangrove KeSEMaT sudah sangat luas,” ujar Ilham. “Tim surveyor mangrove berjumlah lima orang, yang terdiri dari tenaga ahli dari BRIN, AMaT, Universitas Diponegoro, Balai Taman Nasional Karimunjawa dan tenaga lokal,” lanjutnya.
Foto bersama tim peneliti.
Ilham mengungkapkan bahwa penelitian ini untuk melakukan pendataan MHI yang baru dimulai pada tahun 2021, dengan pembuatan 10 titik stasiun permanen. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan ekosistem mangrove secara berkelanjutan di TNK.
“Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan membuat plot transek yang berfungsi dalam menghitung persentase tutupan kanopi vegetasi dan struktur komposisi mangrove, sehingga akan diketahui nilai MHI-nya,” terang Ilham. “Kami juga mengambil data parameter lingkungan, tinggi pohon, sampah dan substrat dasar,” tambahnya.
Menyusuri TNK.
Ilham menemukan fakta bahwa kondisi lingkungan mangrove di TNK masih sangat alami, mengingat aktivitas manusia yang bersifat merusak sangatlah minim.
“Capek tapi sangat menyenangkan. Setiap pagi, mulai 07.00 WIB, saya dan teman-teman peneliti sudah harus bersiap untuk melakukan perjalanan, menuju stasiun penelitian yang telah ditentukan,” ungkap mantan Presiden KeSEMaT ini. “Untuk menuju lokasi tersebut, kami menggunakan mobil dan kapal karena harus memasuki pulau-pulau kecil,” ungkapnya lebih lanjut.
Pengambilan data MHI efektif selesai selama lima hari kerja. Hasil dari penelitian ini nantinya akan digunakan oleh BRIN dalam upaya pengelolaan ekosistem mangrove dan pula-pulau kecil di kawasan pesisir Indonesia. (IK/ADM/AP).